BARCAMANIA FOREVER

Jumat, 02 Januari 2009

Terbentuknya Bumi

Hipotesis Terjadinya Bumi dalam Sistem Tata Surya Bumi kita terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu bersamaan dengan terbentuknya satu sistem tata surya yang dinamakan keluarga matahari. Satu teori yang dinamakan "Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap : Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari Asteroid adalah salah satu anggota keluarga matahari, apabila bergerak terlalu dekat dengan bumi, gravitasi bumi akan menarik asteroid tersebut ke atmosfir bumi, bergesekan dan terbakar. Bagian yang tidak habis terbakar jatuh di bumi disebut meteorit. Secara umum meteorit dapat dikelompokkan menjadi 3 grup : Meteorit besi (siderit, formulasi unsur Fe dan N) Meteorit campuran besi - batu (sicerolit) Meteorit batu (aerolit, komposisi utama adalah silikat/SiO2) Tektit Nama tektit berasal dari bahasa Yunani "tektos" yang berarti cair, lelelh. Biasanya tektit berwarna hitam, hijau atau coklat, bersifat "amorf", secara fisik mempunyai kemiripan dengan obsidian. Tektit terjadi sebagai dampak tumbukan meteorit dengan permukaan bumi, dimana akibat dari tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya loncatan material yang bersifat cair yang kemudian membeku dengan cepat. Tektit berukuran hanya beberapa gram, kadang-kadang ada yang mencapai berat 12 kg. Tektit mempunyai bentuk-bentuk yang unik diantaranya ada yang berbentuk kancing, bel, oval, tetesan air mata. Penamaan tektit diambil dari tempat dimana tektit tersebut ditemukan, contoh : Moldavit (dari Moldavia, Cekoslovakia), Philippinit (dair Filipina), Javanit (dari Jawa), Bilitonit (dari Biliton/Belitung)

Anggota tata surya

Info Astronomi Berita dan Peristiwa Seputar Antariksa Anggota Tata Surya Mungkin Bertambah Hingga 12 Para astronom seluruh dunia dibawah payung International Astronomical Union (IAU) telah menghabiskan waktu dua tahun untuk menggodok suatu kriteria yang membedakan antara “planet” dengan “anggota tata surya” yang berukuran lebih kecil semisal komet dan asteroid. Apabila draft kriteria ini disetujui dalam konferensi IAU yang diadakan pada 14-25 Agustus 2006 di Praha, Republik Ceko, maka jumlah planet anggota tata surya akan bertambah dari 9 menjadi 12 planet. Ketiga planet “baru” tersebut adalah Ceres (yang tadinya dikenal sebagai asteroid terbesar), Charon (satelit Pluto), dan 2003 UB313, melengkapi kedelapan planet “klasik” lainnya. Dengan demikian, susunan anggota tata surya yang baru, mulai dari yang jaraknya paling dekat dengan matahari, masing-masing adalah: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto, Charon, dan 2003 UB313. Berdasarkan draft kriteria tersebut, sebuah objek setidaknya harus memenuhi dua kondisi agar layak menyandang sebutan “planet”. Pertama, objek tersebut harus mengorbit mengelilingi sebuah bintang, dan bukan berupa sebuah bintang. Kedua, objek tersebut harus berukuran cukup besar (atau lebih tepatnya, harus cukup masif) sehingga gravitasinya cukup kuat untuk membentuknya menjadi objek yang sferis (bundar). Dalam hal ini, massa objek harus diatas 5 x 1020 kg dengan diameter lebih besar dari 800 km. Satu hal yang menarik adalah dinaikannya status Charon dari semula hanya satelit Pluto menjadi sebuah planet. Ini terkait dengan salah satu kriteria yang menyebutkan bahwa jika dua buah objek saling mengorbit, tetapi pusat massanya berada di angkasa lepas, yakni tidak berada di dalam permukaan salah satu objek, maka objek yang kedua itu juga layak disebut sebagai planet. Selain itu, akan ditetapkan pula kelompok planet pluton, yakni planet-planet yang memiliki sifat fisik yang mirip dengan Pluto. Katagori ini melengkapi dua lainnya yang sudah lebih dahulu dikenal: planet terestrial, yakni planet yang tersusun atas batuan (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Ceres), dan planet jovian, yang terdiri dari gas (Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus). Draft ini akan didiskusikan dan diperbaiki selama konferensi dan akan ditetapkan melalui pemungutan suara (voting) yang akan berlangsung pada sesi kedua koferensi pada 24 Agustus 2006 mendatang.